SEJARAH PGRI (Matakuliah KePGRIan)
MAKALAH
KePGRIan
TENTANG
SEJARAH PGRI

DISUSUN OLEH :
BK/012/E
KELOMPOK IX
§
NENGSIH SISKAWATI (12060163)
§
NOVI ERISTA (12060164)
DI BIMBING OLEH :
Buk Ernella.,
M.Pd
PROGRAM STUDI BIMBINGAN
DAN KONSELING
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN
DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) PGRI SUMATERA
BARAT
2013
KATA PENGANTAR
Syukur
alhamdulillah Penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Sejarah PGRI”.
Makalah ini penulis ajukan guna memenuhi tugas mata kuliah “KePGRIan”
Penulis
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah
ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Tak ada
gading yang tak retak, begitu juga dalam pembuatan makalah ini.
Penulis
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaaan, baik materi maupun
teknik penulisannya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun, sehingga makalah ini bisa mencapai kesempurnaan sebagaimana
mestinya.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
yang membaca khususnya terhadap penulis. Atas kritik dan saran yang diberikan
penulis ucapkan terimakasih.
Padang, April 2013
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .................................................................................................... i
Daftar Isi ............................................................................................................. ii
Bab I Pendahuluan ............................................................................................. 1
1.
Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1
2.
Rumusan Masalah ................................................................................... 1
3.
Tujuan ..................................................................................................... 1
Bab II Pembahasan ............................................................................................. 2
1.
Masa Pra
Kemerdekaan .......................................................................... 2
2.
Masa Pasca
Kemerdekaan RI ...................................................................
3.
Aplikasi
Kesejahteraan PGRI Dalam HUT PGRI dan Hari Guru
Nasional
(HGN) .......................................................................................
Bab III PENUTUP ..............................................................................................
1.
Kesimpulan ...............................................................................................
2.
Saran .........................................................................................................
DAFTAR
PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang Masalah
Sejarah PGRI
mempunyai arti tersendiri dalam perjuangan bangsa ini menuju kehidupan
bernegara dan bermasyarakat yang komit dengan cita-cita proklamasi kemerdekaan
Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Sejarah PGRI di
Indonesia tidak terlepas dari proses pendidikan yang berjalan sejak dahulu kala
atau masa pra-sejarah.
Nama PGRI
sampai saat ini tetap memakai istilah RI sehingga menjadi organisasi yang
benar-benar eksis dan menasional. Kata RI merupakan kata yang menyatukan dan
merekatkan persatuan para guru di negeri ini. Saat sekarang struktur organisasi
PGRI sampai keseluruh tingkat pelosok negeri ini, yaitu pada tingkat ranting
atau kelompok sekolah.
2.
Rumusan Masalah
a.
Bagaimanakah
sejarah PGRI pada masa Pra kemerdekaan ?
b.
Bagaimana pula kah
sejarah perjuangan PGRI pada masa Pasca Kemerdekaan ?
c.
Bagaimanakah
aplikasi kesejahteraan PGRI dalam rangka HUT Kemerdekaan RI ?
3.
Tujuan
a.
Untuk mengetahui
sejarah PGRI pada masa Pra-Kemerdekaan
b.
Untuk mengetahui sejarah
perjuangan PGRI pada masa Pasca-Kemerdekaan
c.
Untuk mengetahui
aplikasi kesejahteraan PGRI dalam rangka HUT Kemerdekaan RI
BAB II
PEMBAHASAN
SEJARAH PGRI
1.
Masa Pra Kemerdekaan
a.
Masa Kerajaan
Pendidikan bangsa Indonesia dipengaruhi oleh budaya
bangsa sendiri dan pengaruh ajaran agama Hindu, Buddha, Islam dan Kristen.
Kerajaan-kerajaan yang timbul dalam wilayah Indonesia didominasi oleh kerajaan
besar dengan ajaran Hindu dan Buddha serta Islam seperti Kerajaan Majapahit,
Kerajaan Sriwijaya, Kerajaan Mataram Lama dan Kerajaan Samudera Pasai.
Menurut para ahli sejarah, bahwa tujuan pendidikan pada
masa kerajaan Hindu dipengaruhi oleh kepercayaan Politheisme yaitu percaya
kepada dewa-dewa, seperti Dewa Surya (yang menguasai matahari), DewanYama (
yang menguasai laut), Dewa Agni (yang menguasai Api), dsb. Agama Hindu
mengajarkan Hukum Karma, yaitu tiap-tiap kebaikan akan berakibat baik dan
tiap-tiap kejahatan akan berakibat pula kejahatan.
Sedangkan ajaran Buddha mempengaruhi tujuan pendidikan
pendidikan yaitu berdasarkan ajaran Sidharta Gautama. Mengajarkan bahwa setiap
manusia di didik menjadi manusia sempurna agar dapat masuk nirwana atau surga.
Para guru dianggap sakti dan dihormati.
Pada masa kerajaan yang dipengaruhi agama Islam adalah
berorientasi kepada proses pembentukan akhlakul karimah (berakhlak mulia).
Dalam pendidikan di pesantren para santri di didik untuk tidak menjadi pegawai,
mereka memilih bekerja bebas dan beramal.
b. Pada Masa Penjajahan
Pada abad 17
dan 18 Indonesia dijajah oleh Belanda. Selama Belanda berkuasa dan menjajah,
pendidikan di Indonesia pilih kasih dan tidak berkembang. Pendidikan diutamakan
kepada orang asing dan kaum pedagang serta anak-anak pegawai Belanda saja.
Pada waktu
itu, pendidikan yang ada dilkasanakan oleh pemerintah Belanda yang guru-gurunya
dirangkap oleh para pejabat gereja. Format pendidikan yang dikelola oleh rakyat
harus seizin Belanda dan pengelolaannya dibebankan kepada rakyat. Dan menurut
analisa ahli sejarah, yang membentuk rasa nasionalisme bangsa Indonesia pada
wakti itu adalah diperbolehkannya bahasa Melayu dipakai dalam bahasa pengantar
sekolah. Namun, mutu guru pada masa ini hanya pada tingkat membaca, menulis dan
berhitung saja. Pada masa ini, berdirinya sekolah hanya sekedar untuk
memberantas buta huruf saja.
Dari
bentuk-bentuk sekolah rakyat atau sekolah desa itu berkembang berkat kegigihan
putra putri bangsa yang pernah mendapat pendidikan yang baik, turut memberikan
konstribusi dalam peningkatan pendidikan di Indonesia. Diantaranya seperti Ki
Hajar Dewantara dengan sekolahnya Taman Siswa, Ki Haji Ahmad Dahlan dengan
sekolahnya Muhammadiyah, dan benerapa tokoh lain nya yanng berpartisipasi dalam
meningkatkan pendidikan di Indonesia pada waktu itu. Akhirnya, guru-guru
bangkit dan mulai berorganisasi umtuk melahirkan kesamaan hak dan posisi dengan
orang Belanda. Pada tahun 1908, lahirlah Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB)
yang kemudian pada tahun 1932 berubah menjadi Persatuan Guru Indonesia (PGI).
Pada akhirnya,
dalam masa penjajahan Jepang , pendidikan di Indonesia semakin ditekan dan
organisasi-organisasi masyarakat ditekan untuk tidak beraksi. Namun, semangat
rakyat bertambah bergelora untuk untuk merdeka, sehingga menjalar keseluruh pelosok
desa untuk bebas dari penjajahan. Jepang pun kewalahan dan segara memberikan
kemerdekaan bagi bangsa Indonesia.
c. Pada Masa Perintis Kemerdekaan
Setelah masa
kesadaran berorganisasi tumbuh dan berkembang sejak mulai tahun 1908 dengan
lahirnya organisasi Budi Utomo yang merintis bersama-sama organisasi profesi
dan pemuda sehingga berhasil mewujudkan lahirnya Sumpah Pemuda. Menurut
sejarah, kebetulan merupakan Sekretaris I Budi Utomo yaitu M. Ng. Dwijo Sewojo
dari kelompok PGHB dengan gigih menyuarakan suara guru Indonesia. Kemudian pada
tahun 1912 bergerak pula Kiyai Haji Achmad Dahlan dengan Perguruan Muhammadiyah
yang eksis dan berhasil membawa persatuan umat di Indonesia melalui ajaran
agama.
Tahun 1922
lahir pula Perguruan Taman Siswa dengan pendirinya Ki Hajar Dewantara.
Selanjutnya dari sisi ulama lahirlah organisasi Nahdatul Ulama (NU) yang
didirikan oleh KH Hasyim Asyari tanggal 31 Januari 1926. Karena semangat
persatuan, para pemuda Indonesia membuat sebuah keputusan dengan Sumpah Pemuda
nya (1928), yaitu “Satu Nusa, Satu Bangsa dan Satu Bahasa Indonesia”
Sejak itu,
lahirlah pergerakan-pergerakan bangsa yang bersifat Kebangsaan dan Keagamaan
untuk mewujudkan kemerdekaan bangsa Indonesia. Peranan guru telah menunjukan
dedikasinya untuk mencerdaskan bangsa dan mewujudkan cita-cita membebaskan
rakyat dan tanah airnya dari tangan penjajah. Banyak tokoh nasional yang
berasal dari kalangan guru, seperti : KH. Achmad Dahlan, Ki. Hajar Dewantara,
Moh. Syafe’i, Jenderal Soedirman, Jenderal A.H. Nasution, dll.
2.
Masa Pasca Kemerdekaan
a. Masa Kemerdekaan
Begitu Proklamasi diumumkan oleh pakar Proklamator Soekarno-Hatta, 100 hari
kemudian lahirlah Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) setelah disepakati
secara nasionalpada Kongres pertama Guru-guru Indonesia di Surakarta (Kota
Solo), Jawa Tengah pada tanggal 25 November 1945.
Lahirnya PGRI telah membawa persatuan dan kesatuan para guru dan tenaga
kependidikan diseluruh Indonesia, sehingga menghapuskan segala bentuk
perpecahan diantara kelompok guru. Peserta Kongres PGRI menunjuk Ketua Umum
(KETUM) Pengurus Besar PGRI yaitu Amin Singgih.
Pada masa awal-awal perjuangan PGRI adalah melalui bangku sekolah-sekolah
dan luar sekolah serta melalui partisipasi langsung dalam perlawanan fisik
kepada pihak Belanda yang ingin kembali menjajah Indonesia. Kemudian suasana
dalam negeri pun mulai terindikasi adanya upaya perpecahan politik bangsa yaitu
dengan gerakan komunis di Indonesia melaui Partai Komunis Indonesia (PKI).
b. Masa Orde Lama
PGRI tetap
eksis dan memisahkan anggotanya yang pro-komunis dengan kelompokmnya yang
berbau komunis yaitu PGRI Non-Vaksentral. Pergulatan politik nasional ini pun
mulai saling berebut kekuasaan, maka PGRI melalui perguliran sampai kongresnya
yang ke 3 tetap mempertahankan dan menguatkan cita-cita proklamasi kemerdekaaan
NKRI yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Pada masa
perpolitikan bangsa Indonesia tiba pada puncaknya dalam Pemilu Pertama tahun
1955, para anggota PGRI terbawa pada arus politik dan banyak yang melibatkan
diri dalam peserta pemilu, maka terjadilah kemacetan dalam perjalanan
organisasi, yaitu Pemilihan Umum Presiden dari Prediden Soekarno (1945-1965) ke
Presiden Soeharto (1966).
c. Masa Orde Baru
Pada masa orde baru ini mulailah PGRI menunjukan sebagai organisasi modern,
dalam rangka ikut aktif membangun pendidikan di Indonesia. Dari hasil
penyelenggaraan kongres demi kongres, banyak membuahkan hasil signifikan bagi
proses pendewasaan organisasi yang modern.
Begitu terkesannya kerjasama organisasi PGRI dengan pihak Pemerintah saat
itu, maka mendasar pusat perkantoran organisasi PGRI dibantu oleh Pemerintah
Risehingga terwujudnya pembangunan gedung Guru Indonesia di Jakarta. Tepatnya
di Jln. Tanah Abang 3 No. 24 Jakarta.
Dari sini berkembanglah sayap organisasi dengan berdirinya Yayasan
Pembinaan Lembaga Pendidikan (YPLP-PGRI), Lembaga Konsultasi Bantuan Hukum
(LKBH), Badan Pengelola Gedung Guru Indonesia (BP GGI), PT Harapan Masa
(Percetakan), Majalah Suara Guru, dsb.
d.
Masa Reformasi
Pada akhir pemerintahan rezim Soehartonberakhir
(1967-1998), PGRI mengambil sikap dengan adanya perubahan-perubahan
perpolitikan dan kekuasaan di Indonesia. PGRI melepaskan diri dari partai
politik, tidak lagi bergabung dengan suatu partai tertentu. Pada masa ini, PGRI
benar-benar telah membawa organisasi dengan paradigma barunya yaitu : UNITARITAS, INDEPENDEN dan NON PARTAI
POLITIK.
PGRI kian berani
menyuarakan perlunya perubahan nasib guru Indonesia. Perubahan secara
signifikan telah ikut dirasakan oleh seluruh anggota PGRI yang bersatu dalam
memberikan peringatan kepada pemerintah agar segera merumuskan format perbaikan
mutu maupun kesejahteraan guru.
Akhirnya, berkat semangat perjuangan yang menggelora
sejak tahun 1999 sampai tahun berikutnya dapat membuahkan hasil yaitu Undang
Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Undang-undang ini memilki
dampak positif bagi kemajuan Bangsa Indonesia pada umumnya dan Pendidikan
Nasional pada khususnya termasuk para guru-guru dengan peningkatan mutu dan
kesejahteraan serta perlindungan guru.
Pada tahun berikutnya, PGRI melalui kesepakatan dalam
keputusan Kongres XVIII-XX bertekad mendesak Pihak Pemerintah untuk peduli
dengan guru, dan akhirnya lahirlah ketentuan-ketentuan tentang mutu dan
kesejahteraan guru seperti yang ditetapkan Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun
2008 tentang Guru dan hal-hal yang berkaitan tentang kesejahteraan guru.
3.
Aplikasi Kesejahteraan PGRI dalam HUT PGRI dan Hari Guru
Nasional (HGN)
Pada tahun 1994
telah ditetapkan hari lahirnya PGRI, yaitu tanggal 25 November 1945yang
dijadikan suatu hari resmi nasional dengan menetapkan Kepres No. 78 Tahun 1994
tentang Hari Guru Nasional pada 25 November setiap tahunnya.
Hari Guru
Nasional ini bersamaan dengan HUT PGRI setiap tahunnya yang sangat memberikan
semangat berorganisasi dan memerankan diri dalam kerjasama dengan mitra kerja
PGRI pada setiap level kepengurusan. Dasar ketetapan Hari Guru Nasional (HGN)
adalah keputusan Presiden, maka pihak pemerintah daerah wajib mengaggarkan
dalam APBD masing-masing dalam menggebyarkan hari guru secara nasional.
PGRI berperan
dalam mewujudkan acara tersebut pada setiap level keanggotaan untuk mengangkat
acara HGN dan HUT PGRI secara serentak di Indonesia. Pada saat itu, pengurus
PGRI ikut serta membawakan acara Pidato/Sambutan Ketua Umum PB PGRI dan sejarah
singkat dari PGRI. Untuk itu, perlu sejarah PGRI dimasyarakatkan dan dimaklumi
bahwa PGRI eksis dan komit dengan cita-cita proklamsi Kemerdekaan NKRI
berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Hasan Basri Hosen. 2010. Bahan Ajar
KePGRIan. Padang : Sekretariat PGRI Provinsi Sumatera Barat
2.
PB PGRI. 1988. Risalah dan Keputusan
Kongres XVIII PGRI di Lembang. Jakarta : PB PGRI
3.
_____ (2008). Seratus Tahun
Perjuangan Guru Indonesia. PB PGRI dan Depdiknas RI. Jakarta
4.
_____ (2008). Risalah dan Keputusan
Kongres XX PGRI di Palembang. PB PGRI : Jakarta
5.
_____ (1998). Reformasi Pendidikan
dan PGRI Memasuki Era baru Abad XXI. PB PGRI : Jakarta
6.
_____ (2009). Sejarah Singkat PGRI. PB
PGRI : Jakarta
Komentar
Posting Komentar