KREATIVITAS REMAJA
MAKALAH
PERKEMBANGAN
PESERTA DIDIK
Tentang
KREATIVITAS

OLEH :
BK/012/E
KELOMPOK
XI
NORI
MARJUNITA (120601
NOVI
ERISTA (12060164)
DOSEN
PEMBIMBING :
ADLIA
ALFI RIANI, M.Pd
PROGRAM
STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
SEKOLAH
TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
STKIP
PGRI SUMATERA BARAT
2013
KATA PENGANTAR
Syukur
alhamdulillah Penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Kreativitas”.
Makalah ini penulis ajukan guna memenuhi tugas mata kuliah “Perkembangan Peserta Didik (PPD)”
Penulis
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah
ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Tak ada
gading yang tak retak, begitu juga dalam pembuatan makalah ini.
Penulis
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaaan, baik materi maupun
teknik penulisannya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun, sehingga makalah ini bisa mencapai kesempurnaan sebagaimana
mestinya.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
yang membaca khususnya terhadap penulis. Atas kritik dan saran yang diberikan
penulis ucapkan terimakasih.
Padang, April 2013
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .................................................................................................... i
Daftar Isi ............................................................................................................. ii
Bab I Fenomena .................................................................................................. 1
Bab II Kreativitas ............................................................................................... 4
1.
Pengertian
Kreativitas ............................................................................. 4
2.
Perkembangan
Kreativitas ...................................................................... 5
3.
Ciri-ciri
Remaja Kreatif ........................................................................... 6
4.
Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Tumbuh Kembangnya Kreativitas .. 7
5.
Usaha-usaha
Guru dan Orang Tua Untuk Mengembangkan Kreativitas
(Daya
Karsa) Peserta Didik ................................................................... 10
Bab III Kesimpulan ........................................................................................... 11
Daftar Pustaka
Lampiran
BAB I
FENOMENA
Sekedar artikel tentang Kreatifitas Remaja...
Pulang sekolah nongkrong di mall, jalan-jalan sekedar
menghabisakan waktu luang, kebut-kebutan di jalan kalau kebetulan ga ada satuan
keamanan, terjerumus narkoba (bagi yang kelebihan duit, kalau yang duitnya
cekak terpaksa nodong terus sakaw deh hehehe). Bagi yang kantongnya pas-pasan,
cukup nongkrong di warung dekat sekolah sambil menghisap rokok (bergantian bisa
jadi alternatif). Itu contoh untuk remaja putra lhoh...
Bagi remaja putri, ngomongin gosip artis plus aktif didunia
maya (fb, twitter, line, bbm, path, instagram dll) demi mengikuti perkembangan
jaman dan terhindar dari cap "ketinggalan jaman" adalah satu
hal yang bisa jadi kewajiban. Sekolah pun cuma jadi ajang mejeng dan menggaet
lawan jenis daripada jadi fasilitas menimba ilmu.
Itu adalah sekilas fenomena remaja di Indonesia. Gambaran
secara umum kalau remaja tuh cenderung suka hidup santai dan tidak kreatif.
Lihat saja tagline yang sering terpampang jelas di kaos atau sticker di
mobil/motor "muda foya-foya, tua kaya raya, mati masuk surga",
hahahaha. Memang tidak semua remaja bersikap buruk, masih banyak juga remaja
yang mempunyai kreatifitas tinggi dalam mengisi waktu luangnya, dan banyak pula
yang menjadikan dunia maya menjadi fasilitas untuk mengembangkan kreatifitas
diri.
Kreatifitas yang nakal :
Kalau menurut kamus Wikipedia Indonesia, kita bisa
mendefinisikan kreatifitas sebagai inovasi, khususnya dalam seni dan sastra.
Banyak yang memuji secara prinsip, banyak yang mengejek kebenarannya. Kreatifitas
dipergunakan sebagai tempat berlindung bagi orang luar dengan imaginasi.
Beberapa sikap ambivalen sampai kreatifitas mungkin menghalangi pemahaman
proses kreatifitas, menyejajarkannya dengan menelan obat-obatan untuk
menghasilkan vision, atau dengan sederhana melihat kreatifitas sebagai tingkah
laku yang eksentrik.
Secara sederhana dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,
kreatifitas didefinisikan sebagai kemampuan untuk mencipta: daya cipta. Kata
sifatnya adalah kreatif, yakni memiliki daya cipta.
Hmm...dari
definisi diatas, sepertinya kreatifitas lebih merujuk ke sastrawan dan seniman
(meski sebenarnya IPTEK juga merupakan kreatifitas), yaitu hal hal yang ada
hubungannya dengan imajinasi sebagai cikal bakal seni dan sastra. Dalam bidang
ini, tarik ulur definisi seni dan sastra jadi klaim beberapa kalangan.
Seni dan sastra adalah kreatifitas yang ada unsur
keindahannya. Bagi orang yang tak bertanggung jawab dan dibenaknya dipuenuhi ide
jaman purba (yaitu hobi ketelanjangan), maka kreatifitasnya juga tidak akan
jauh dari aliran realis ala kucing (ko bisa? yaiyalah, mana ada kucing yang
mengenakan pakaian & menutup aurat?).
Sehingga ketika ada RUU Anti Pornografi dan Pornoaksi (RUU
APP), merekalah pihak yang paling kebakaran jenggot dan merasa dirugikan.
Tengok saja beberapa aksi seniman seperti Joni Kennedi
Soaloon dengan lukisan nude, group musik Jambrud dengan lirik lagu yang
menggambarkan pola hidup ala kucing dan lain lain. Dibalik semua itu, ada fenomena
cukup menggembirakan dari kreatifitas remaja kita. Hadirnya sastrawan dan
seniman yang dengan karya mencerahkan bisa menjadi angin segar di tengah
tercemarnya bidang ini, Booming nya fiksi islami dengan tema dan kemasan yang
beraneka ragam tai kaya akan syariat Islami sudah memenuhi rak rak toko buku
beberapa tahun terakhir ini. Kemudian lagu-lagu yang bertema cinta &
kehidupan banyak dikaryakan dan diarrangement dengan manis.
Mengapa Terjadi?
Peristiwa tersebut bukanlah hal asing lagi bagi masyarakat
dan negara yang menerapkan sistem sekuler alias dipisahkan agama dari
kehidupan. Intinya selama agama tidak dijadikan panduan dalam
berkreatifitas, maka selama itu pula kreatifitas yang berkembang di masyarakat
akan menjadi bablas. Tidak ada rambu rambu yang jelas mana yang boleh dan mana
yang tidak. Batasan halal-haram jadi sesuatu yang menggelikan untuk para
sekuleris itu, dan kita akan menemukan banyak sekali kejadian yang niatnya
kreatif tapi malah bablas aliat keterlaluan.
Memang, kita harus tetap kreatif & inovatif. Tanpa
kreatifitas, dunia akan terasa monoton dan sepi. Tidak akan ada variasi dan
penemuan untuk karya-karya baru. Hidup akan jalan ditempat saja dan tidak akan berkembang, tak kan ada
dinamika yang membuat hidup jadi lebih hidup .
Tapi, untuk kreatif apa iya sih harus menghalalkan segala
cara seperti itu? Apa iya sih dengan berprinsip "yang penting penggemar
suka, habis perkara!" dan umumnya alasan utama mereka "yang penting
tidak merugikan orang lain!". Waduh, jelas tidak bisa begitu saja dong... Semua ada
aturannya :
Yang namanya manusia hidup itu harus ada rambu-rambunya. Ada
aturan mainnya, kalau tidak seperti itu, dengan mengatas namakan kebebasan pasti hidup akan
kacau. Tidak ada pembenaran atas istilah "manusia memiliki kebebasan mutlak".
Mereka yang mengagungkan demokrasi untuk dalih kebebasan berekspresi sebenarnya
adalah budak dari demokrasi itu sendiri. Parahnya, mereka adalah budak hawa
nafsu.
Undang-undang ataupun RUU apapun itu bentuknya, selama
landasan yang dipakai bukan dari pedoman Ketuhanan, pasti aturan yang dihasilkan
juga akan kacau. Tarik ulur definisi pornografi misalnya, kalau diserahkan pada
akal manusia, masing masing akan punya pendapat yang berbeda sesuai dengan
kepentingannya.
Untuk remaja atau siapapun yang mau berkreatifitas, sebagai
referensi atau panduan, banyak media yang tersedia. Banyak web atau buku yang
dikhususkan untuk mendampingi kita untuk berkreatifitas. Jadi selamat
beraktifitas!
BAB II
PEMBAHASAN
KREATIVITAS
1.
Pengertian Kreativitas
Kreativitas adalah
penemuan atau asal usul setiap hal baru (produk, solusi, karya seni, karya
sastra, lelucon, inovasi, dll) yang memiliki nilai. Dari definisi diatas, arti
kreativitas menekankan pada dua hal utama, yaitu “baru” dan “nilai”. Kata
“baru” berarti hal yang belum ada sebelumnya atau inovatif dari sudut pandang
individu, komunitas atau masyarakat di wilayah tertentu. Kata “nilai” berarti
manfaat yang dirasakan oleh individu, komunitas atau masyarakat di daerah tertentu.
Banyak ahli
yang menjelaskan makna kreativitas, beberapa ahli diantaranya menjelaskan
pengertian kreativitas sebagai berikut :
a.
Guilford (1967) menyatakan bahwa:
Intelegensi berkaitan dengan kemampuan
berfikir konvergen, sedangkan kreativitas adalah berkaitan dengan kemampuan
seseorang untuk berfikir divergen. Berfikir konvergen yaitu proses berfikir
didasari oleh berbagai hal menuju kesatu hal/kesimpulan, sedangkan berfikir
divergen yaitu kemampuan berfikir yang berawal dari satu persoalan atau satu
hal menuju ke berbagai hal. Misalnya dalam memecahkan suatu persoalan lalu ditinjau
dari berbagai segi.
b.
Utami munandar menjelaskan bahwa kreativitas adalah
kemampuan
ü Untuk membuat
kombinasi baru, berdasarkan data, informasi atau unsur yang ada.
ü Menemukan
banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah, dimana penekanannya adalah
pada kualitas, ketepatan, keluwesan dan keberagaman jawaban
ü Mencerminkan
kelancaran, keluwesan dan orisininalitas dan berfikir serta kemampuan
memperluas suatu gagasan.
c.
Nana Syaodih
Kreativitas merupakan kemampuan yang
dimiliki seseorang untuk menemukan dan menciptakan sesuatu hal baru, cara cara
baru, model baru yang berguna bagi dirinya dan bagi masyarakat.
d.
David Camphell
Kreatifitas adalah suatu kemampuan
untuk menciptakan hasil yang sifatnya baru, inovatif, belum ada sebelumnya,
menarik, aneh dan beguna bagi masyarakat.
e.
Menurut Imam Musbikin (2006 :6)
Kreativitas adalah kemampuan memulai ide, melihat
hubungan yang baru, atau tak diduga sebelumnya, kemampuan memformulasikan
konsep yang tak sekedar menghafal, menciptakan jawaban baru untuk soal-soal
yang ada, dan mendapatkan pertanyaan baru yang perlu di jawab.
2. Perkembangan
Kreativitas
a.
Tahap Sensori-Motoris
Tahap ini dialami pada usia 0-2 tahun. Menurut Piaget (Bybee dan
Sund, 1982), pada tahap ini interaksi anak dengan lingkungannya, termasuk orang
tuanya, terutama dilakukan melalui perasaan dan otot-ototnya. Dalam melakukan
interaksi dengan lingkungannya, termasuk juga dengan orang tuanya, anak
mengembangkan kemampuannya untuk mempersepsi, melakukan sentuhan-sentuhan,
melakukan berbagai gerakan, dan secara perlahan-lahan belajar mengoordinasikan
tindakannya.
Piaget juga mengatakan bahwa kemampuan yang paling tinggi pada tahap
ini terjadi pada umur 18-24 bulan, yaitu sudah mulai terjadi transisi dari
representasi tertutup menuju representasi terbuka. Pada umur ini, anak sudah
mulai dapat mereproduksikan sesuatu yang ada dalam memori dan dapat menggunakan
simbol-simbol untuk merujuk kepada objek-objek yang tidak ada.
b.
Tahap Praoperasional
Tahap ini berlangsung pada usia 2-7 tahun. Tahap ini disebut juga
tahap intuisi sebab perkembangan kognitifnya memperlihatkan kecenderungan yang
ditandai oleh suasana intuitif. Artinya, semua perbuatan rasionalnya tidak
didukung oleh pemikiran tetapi oleh unsure perasaan, kecenderungan alamiah,
sikap-sikap yang diperoleh dari orang-orang bermakna, dan lingkungan
sekitarnya.
Pada tahap ini, menurut Jean Piaget ( Bybee dan Sund, 1982 ), anak
sangat bersifat egosentris sehingga seringkali mengalami masalah dalam
berinteraksi dalam lingkungannya, termasuk dengan orang tuannya. Pada akhir
tahap ini, menurut Jean Piaget ( Bybee dan Sund, 1982 ), kemampuan
mengembangkan kreativitas sudah mulai tumbuh karena anak sudah mulai
mengembangkan memori dan telah memiliki kemampuan untuk memikirkan masa lalu
dan masa yang akan datang, meskipun dalam jangka pendek.
c.
Tahap Operasional Konkret
Tahap ini berlangsung antara usia 7-11 tahun. Pada tahap ini, anak
mulai menyesuaikan diri dengan relitas konkret dan berkembang rasa ingin
tahunya. Menurut Jean Piaget ( Bybee dan Sund, 1982 ), interaksinya dengan
lingkungan, termasuk dengan orang tua, sudah semakin berkembang dengan baik
karena egosentrisnya sudah semakin berkurang.
d.
Tahap Operasional Formal
Tahap ini dialami oleh anak pada usai 11 tahun ke atas. Pada tahap
ini, menurut Jean Piaget, interaksinya dengan lingkungan sudah amat luas
menjangkau banyak teman sebayanya dan bahkan berusaha untuk dapat berinteraksi
dengan orang dewasa. Pada tahap ini ada semacam tarik-menarik antara ingin
bebas dengan ingin dilindungi.
3.
Ciri-Ciri Remaja Kreatif
Anak kreatif adalah anak yang dapat
mengembangkan kemampuan berpikirnya dengan baik. Perkembangan kemampuan dan
kecerdasannya, sering kali membuatnya bersikap dan berperilaku cukup aktif,
banyak bergerak dan bersuara. Hal ini sering pula diidentifikasi sebagai
kenakalan oleh banyak orang tua. Padahal, aktivitas dan mobilitasnya yang
berlebih merupakan wujud kemampuan berpikirnya yang serba ingin tahu.
Sebelum kita men-judge bahwa anak
kita nakal, alangkah bijaknya jika kita mencoba mengetahui dan memahami
ciri-ciri anak kreatif berikut ini.
Torrance dan Dembo (979) ; mengemukakan beberapa ciri
orang kreatif sebagai berikut :
a.
Suka humor, tidak kaku dan tegang dalam bekerja
b.
Suka pada pekerjaan yang menantang
c.
Cukup kuat memusatkan perhatian
d.
suka mengemukakan ide ide baru yang bersifat imajinatif
e.
lebih sensitif terhadap keadaan orang lain
f.
tidak banyak terikat pada kelompok
g.
terbuka terhadap ide/penemuan baru
h.
fleksibel/tidak kaku
i.
memiliki konsep diri positif
Piers (Adam,
1976) mengemukakan bahwa karakteristik kreativitas adalah sebagai berikut.
a.
Memiliki dorongan (drive) yang
tinggi
b.
Memiliki keterlibatan yang
tinggi
c.
Memiliki rasa ingin tahu yang
besar
d.
Memiliki ketekunan yang tinggi
e.
Penuh percaya diri
f.
Memiliki kemandirian yang
tinggi
g.
Menerima diri sendiri
h.
Senang humor
i.
Memiliki intuisi yang tinggi
j.
Cenderung tertarik kepada
hal-hal yang kompleks
4.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembangnya
Kreativitas
Kreativitas tidak dapat berkembang secara otomatis, tetapi
membutuhkan rangsangan dari lingkungan. Beberapa ahli mengemukakan
faktor-faktor yang memengaruhi perkembangan kreativitas.
Faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi kreativitas menurut Rogers (dalam
Munandar, 1999) adalah:
a. Faktor internal individu, diantaranya :
·
Keterbukaan terhadap pengalaman dan rangsangan dari luar
atau dalam individu. Keterbukaan terhadap pengalaman adalah kemampuan menerima
segala sumber informasi dari pengalaman hidupnya sendiri dengan menerima apa
adanya, tanpa ada usaha defense,
tanpa kekakuan terhadap pengalaman-pengalaman tersebut. Dengan demikian
individu kreatif adalah individu yang mampu menerima perbedaan
·
Evaluasi internal, yaitu kemampuan individu dalam menilai
produk yang dihasilkan ciptaan seseorang ditentukan oleh dirinya sendiri, bukan
karena kritik dan pujian dari orang lain. Walaupun demikian individu tidak
tertutup dari kemungkinan masukan dan kritikan dari orang lain.
·
Kemampuan untuk bermain dan mengadakan eksplorasi terhadap
unsur-unsur, bentuk-bentuk, konsep atau membentuk kombinasi baru dari hal-hal
yang sudah ada sebelumnya.
b. Faktor eksternal (Lingkungan)
Faktor eksternal (lingkungan) yang
dapat mempengaruhi kreativitas individu adalah lingkungan kebudayaan yang
mengandung keamanan dan kebebasan psikologis. Peran kondisi lingkungan mencakup
lingkungan dalam arti kata luas yaitu masyarakat dan kebudayaan. Kebudayaan
dapat mengembangkan kreativitas jika kebudayaan itu memberi kesempatan adil
bagi pengembangan kreativitas potensial yang dimiliki anggota masyarakat.
Sedangkan lingkungan dalam arti
sempit yaitu keluarga dan lembaga pendidikan. Di dalam lingkungan keluarga
orang tua adalah pemegang otoritas, sehingga peranannya sangat menentukan
pembentukan krativitas anak. Lingkungan pendidikan cukup besar pengaruhnya
terhadap kemampuan berpikir anak didik untuk menghasilkan produk kreativitas,
yaitu berasal dari pendidik.
Utami Munandar (1988) mengemukakan faktor-faktor yang memengaruhi
kreativitas adalah :
a.
Usia
b.
Tingkat pendidikan orang tua
c.
Tersedianya fasilitas
d.
Penggunaan waktu luangs
Clark (1983) mengategorikan faktor-faktor yang memengaruhi
kreativitas dalam dua kelompok, yaitu faktor yang mendukung dan faktor yang
menghambat.
·
Faktor-faktor yang dapat
mendukung perkembangan kreativitas adalah sebagai berikut.
a.
Situasi yang menghadirkan ketidaklengkapan
serta keterbukaan
b.
Situasi yang memungkinkan dan mendorong
timbulnya pertanyaan
c.
Situasi yang dapat mendorong
dalam rangka menghasilkan sesuatu
d.
situasi yang mendorong tanggung
jawab dan kemandirian.
e.
situasi yang menekankan
inisiatif diri untuk menggali, mengamati, bertanya, merasa, mengklasifikasikan,
mencatat, menerjemahkan, memperkirakan, menguji hasil perkiraan, dan
mengomunikasikan
f.
Kedwibahasaan yang memungkinkan
untuk pengembangan potensi kreativitas secara lebih luas karena akan memberikan
pandangan dunia secara lebih bervariasi, lebih fleksibel dalam menghadapi
masalah, dan mampu mengekspresikan dirinya dengan cara yang berbeda dari
umumnya yang dapat muncul dari pengalaman yang dimilikinya.
g.
Perhatian dari orangtua
terhadap minat anaknya, stimulasi dari lingkungan sekolahnya, dan motivasi
diri.
·
Faktor-faktor yang menghambat
berkembangnya kreatifitas adalah sebagai berikut :
a.
Adanya kebutuhan akan
keberhasilan,ketidakberanian dalam menanggung risiko, atau upaya mengejar
sesuatu yang belum diketahui
b.
Konformitas terhadap teman-teman
kelompoknya dan tekanan sosial
c.
Kurang berani dalam melakukan
eksplorasi, menggunakan imajinasi, dan penyelidikan
d.
Stereotip peranseks atau jenis
kelamin
e.
Diferensiasi antara bekerja dan
bermain
f.
Otoritarianisme
g.
Tidak menghargai terhadap
fantasi dan khayalan
5.
Usaha-usaha Guru dan Orang Tua Untuk Mengembangkan
Kreativitas (Daya Karsa) Peserta Didik
a.
Pembimbing berusaha
memahami pikiran dan perasaan anak
b.
Pembimbing mendorong
anak untuk mengungkapkan gagasan-gagasannya tanpa mengalami hambatan
c.
Pembimbing lebih
menekankan pada proses daripada hasil sehingga Pembimbing di tuntut mampu
memandang permasalahan anak sebagai bagian dari keseluruhan dinamika
perkembangan dirinya
d.
Pembimbing berusaha
menciptakan lingkungan yang bersahabat, bebas dari ancaman, dan suasana saling
menghargai
e.
Pembimbing tidak
memaksakan pendapat, pandangan, atau nilai-nilai tertentu kepada anak
f.
Pembimbing berusaha
mengeksplorasi segi-segi positif yang dimiliki anak dan bukan sebaliknya
mencari-cari kesalahan anak
g.
Pembimbing berusaha menempatkan
aspek berpikir dan perasaan secara seimbang dalam proses bimbingan.
Supriadi (1994)
mengemukakan sejumlah bantuan yang dapat digunakan untuk membimbing
perkembangan anak-anak kreatif, yaitu :
1.
Menciptakan rasa aman kepada
anak untuk mengekspresikan kreativitasnya
2.
Mengakui dan menghargai
gagasan-gagasan anak
3.
Menjadi pendorong bagi anak
untuk mengomunikasikan dan mewujudkan gagasan-gagasan nya
4.
Membantu anak memahami dalam
berpikir dan bersikap, dan bukan malah
menghukumnya
menghukumnya
5.
Memberikan peluang untuk mengomunikasikan
gagasan-gagasannya
6.
Memberikan informasi mengenai
peluang-peluang yang tersedia
BAB III
KESIMPULAN
Kreativitas adalah
penemuan atau asal usul setiap hal baru (produk, solusi, karya seni, karya
sastra, lelucon, inovasi, dll) yang memiliki nilai.
a.
Perkembangan Kreativitas
pada Remaja antara lain :
ü Tahap Sensosri-Motoris
ü Tahap Pra-Operasional
ü Tahap Operasional Konkret
b.
Ciri-ciri Remaja
yang Kreatif, sbb :
ü Suka humor, tidak kaku, tidak tegang dalam bekerja
ü Menyukai pekerjaan yang menantang
ü Menyukai ide baru yang bersifat imajinatif
ü Lebih sensitiv terhadap keadaan orang lain
ü Fleksibel dan memilki konsep diri yang positif
c.
Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Tumbuh Kembangnya Kreativitas pada Remaja :
ü Keterbukaan terhadap pengalaman dan rangsangan dari luar atau
dalam diri individu
ü Evaluasi internal
ü Kemampuan bermain dan mengadakan eksplorasi terhadap
bentuk dan konsep baru
ü Usia
ü Tingkat pendidikan orang tua
ü Fasilitas dan Penggunaan waktu luang
d.
Usaha Guru dan
Orang tua dalam Mengembangkan Kreativitas Anak, sbb :
ü Memahami pikiran dan perasaan anak
ü Lebih menekankan pada proses daripada hasil
ü Menciptakan lingkungan yang bersahabat
ü Tidak memaksakan pendapat
ü Menempatkan aspek berpikir dan perasaan secara seimbang
DAFTAR PUSTAKA
1.
Drs. Mudjiran, MS.,
Kons., dkk. 2007. Perkembangan Peserta Didik. Padang : UNP Press Padang
2. http://psikologikreativitasump.wordpress.com/2011/12/16/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-kreativitas/
kalau ada kritik dan saran, silahkan sampaikan dikolom komentar..
Terimakasih :)
Salam SNF Jaya
Silahkan Follow Juga IG Saya : novierista93
Komentar
Posting Komentar