TEORI FAKTOR (Psikologi Kepribadian)
MAKALAH
PSIKOLOGI
KEPRIBADIAN
TENTANG
TEORI FAKTOR

DISUSUN OLEH :
BK/012/E
KELOMPOK XI
§
ABDUH PURNAMA PUTRA (12060162)
§
NOVI ERISTA (12060164)
DI BIMBING OLEH :
Bpk. Drs. M.
Damanik., M.Pd
PROGRAM STUDI BIMBINGAN
DAN KONSELING
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN
DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) PGRI SUMATERA
BARAT
2013
TEORI FAKTOR
A.
Teori Kepribadian Eysenck : Struktur
Dimensi Kepribadian
v Biografi
dan Sejarah Hans Eysenck

Hans Eysenck lahir di Jerman pada tanggal 4 Maret 1916.
Ayahnya adalah seorang aktor dan bercerai dengan ibunya saat dia baru berusia 2
tahun. Eysenck kemudian dirawat oleh neneknya. Dia hidup bersama neneknya
sampai usia 18 tahun, ketika nazi mulai berkuasa. Sebagai seorang simpatisan
Yahudi, terang saja kehidupannya terancam.
Dia kemudian pindah ke Inggris guna melanjutkan
pendidikanya. Dia menerima gelar doktor di bidang psikologi dari University of
London tahun 1940. Selama Perang Dunia II, dia bekerja sebagai psikolog di
bagian gawat darurat perang.
Keyakinan Eysenck terhadap kebutuhan pengukuran yang akurat
menjadikannya melancarkan kritik keras terhadap teori psikoanalisis.
Psikoanalisis tidak memberikan pengukuran yang akurat dan reliabel bagi konsep
psikologis mereka. Hal ini diyakini Eysenck sebagai kegagalan serius. Dalam
menyusun teori sifat, Eysenck mencoba menghindari masalah ini dengan
menggunakan pengukuran perbedaan individu yang reliabel. Dia menekankan pada
keharusan pengukuran sifat kepribadian yang memadai. Pengukuran itu merupakan
keharusan untuk mendapatkan sebuah teori yang dapat diuji dan jika gagal, tidak
disetujui. Pengukuran seperti ini juga diperlukan untuk mengidentifikasikan
asumsi dasar-dasar biologis dari sifat.
Teori kepribadian Eysenck memiliki komponen biologis dan
psikometris yang kuat. Namun ia yakin kalau kecanggihan psikometris saja tidak
cukup untuk mengukur struktur kepribadian manusia dan bahwa dimensi kepribadian
yang melewati analisis factor bersifat steril dan tak bermakna kecuali mereka
memiliki eksistensi biologis.
Inti pandangan Eysenck dalam psikologi dapat dicari
sumbernya pada keyakinannya bahwa pengukuran adalah fundamental dalam segala
kemajuan ilmiah, dan bahwa lapangan psikologi sebelumnya orang belum pasti
tentang “hal” apa yang sebenarnya diukur. Eysenck yakin bahwa taksonomi atau
klasifikasi tingkah laku adalah langkah pertama yang menentukan dan bahwa
analisis factor adalah alat yang paling memadai untuk mengejar tujuan ini.
1.
Definisi Kepribadian
Menurut Eysenck kepribadian adalah keseluruhan pola
tingkahlaku aktual maupun potensial dari organisme, sebagaimana ditentukan oleh
keturunan dan lingkungan. Pola tingkahlaku itu berasal dan dikembangkan melalui
interaksi fungsional dari empat sektor utama yang mengorganisir tingkahlaku;
sektor kognitif (intelligence), sektor konatif (character), sektor afektif
(temperament), sektor somatik (constitution).
2.
Struktur Kepribadian
Kepribadian menurut Eysenck memiliki empat tingkatan
hirarkis, yaitu:
a. Hirarki
tertinggi
Type, yaitu organisasi di dalam individu yang lebih umum, lebih
mencakup lagi. Type bersangkutan dengan general factor.
b.
Hirarki kedua
Trait, yaitu sementara habitual response yang paling berhubungan satu sama
lain yang cenderung ada pada individu tertentu. Trait bersangkutan dengan group
(common) factor.
c.
Hirarki ketiga
Habitual response , mempunyai corak yang lebih umum
daripada specific response, yaitu respone-respone yang berulang-ulang terjadi
kalau individu menghadapi kondisi atau situasi yang sejenis.
d.
Hirarki Terendah
Spesific Response, tingkah laku yang dapat diamati,
yang berfungsi sebagai respon terhadap suatu kejadian.
Pandangan Eysenck
Pandangan
Eysenck berhubungan dengan Hipocrates dan Gallen yang membagi empat tipe
kepribadian dasar :
§
Tinggi N dan Rendah E : tipe Melankolis
§
Tinggi N dan Tinggi E : tipe Koleris
§
Rendah N dan Tinggi E : tipe Sanguinis
§
Rendah N dan Rendah E : tipe Plegmatis
Ada
tiga dimensi kepribadian menurut Eysenk, yaitu
Ø Ekstraversion (E)
Ø Neuroticism (N)
Ø Psikoticism (P)
Menurutnya nuerotisme dan psikotisme itu bukan sifat
patologis. Tiga dimensi itu adalah bagian normal dari struktur kepribadian.
Semuanya bersifat bipolar;
Ø
Ektraversion – Introversion
Ø
Neuroticism - Emosional Stability
Ø
Psychoticism - Impulse Control
Dan orang yang memiliki skor tinggi pada tiga dimensi
tersebut memiliki kecenderungan melakukan kriminalitas. Semua orang berada
dalam rentangan bipolar itu mengikuti kurva normal, artinya sebagian besar
orang berada ditengah-tengah polarisasi. Masing-masing dimensi saling
bertentangan dan merupakan tipe dari kumpulan 9 trait, jadi semuanya ada 27
trait.
Ø Ekstraversion (E)
Trait Ektraversion
|
Trait Introversion
|
sociable, lively, active, assertive, sensation seeking,
carefree, dominance, surgent, ventureso
|
Tidak sosial, pasif, ragu, pendiam, banyak pikiran, sedih,
penurut, pesimis, penakut, tertutup, damai, tenang, dan terkontrol
|
Penyebab utama perbedaan antara ekstraversion dan
introversion adalah tingkat keterangsangan korteks (CAL = Cortical
Arousal Level), kondisi fisiologis yang sebagian besar bersifat
keturunan. CAL rendah artinya korteks tidak peka, reaksinya lemah. Sebaliknya
CAL tinggi, korteks mudah terangsang untuk bereaksi.
Ektraversion
|
Introversion
|
CAL-nya rendah
|
CAL-nya tinggi
|
Membutuhkan banyak ransangan untuk megaktifkan korteksnya
|
Membutuhkan sedikit ransangan untuk mengaktifkan
korteksnya
|
Suka ikut berpartisipasi dalam berbagai aktivitas
|
Menarik diri, menghindari situasi ramai, situasi yang
menyebabkan ketegangan terlalu tinggi, aktifitas yang menantang, memimpin
suatu perkumpulan, dan melakukan keisengan.
|
Ø Neuroticism (N)
Trait dari neurotisisme adalah: anxious, depressed, guild
feeling, low self esteem, tension, irrational, shy, moody, emotional. Dasar
biologis dari neuroticism adalah kepekaan reaksi sistem syaraf otonom (ANS
= Autonomic Nervous System). Orang yang kepekaan ANS-nya tinggi, pada
kondisi lingkungan wajar sekalipun sudah merespon secara emosional jadi gampang
mengalami gangguan neurotik. Neurotisisme dan ekstraversi bisa digabung dalam
hubungan CAL dan ANS, dan dalam bentuk garis absis ordinat. Kedudukan setiap
orang pada bidang dua dimensi itu tergantung kepada tingkat ekstraversi dan
neurotisismenya.
Subyek
|
Dimensi
|
CAL
|
ANS
|
Simptom
|
(A)
|
Introver-Neurotik
|
Tinggi
|
Tinggi
|
Gangguan psikis tingkat pertama
|
(B)
|
Ekstraver-Neurotik
|
Rendah
|
Tinggi
|
Gangguan psikis tingkat kedua
|
(C)
|
Introver-Stabilita
|
Tinggi
|
Rendah
|
Normal introvers
|
(D)
|
Ekstravers-Stabilitas
|
Rendah
|
Rendah
|
Normal ekstravers
|
Keterangan :
ü A adalah orang
introvert-neurotik (ekstrim introvers dan ekstrim neurotisisme). Orang itu
cenderung memiliki simpton-simpton kecemasan, depresi, fobia, dan obsesif-kompulsif,
disebut mengidap gangguan psikis tingkat pertama (disorders of the first kind).
ü B adalah orang
ekstravers-neurotik. Orang itu cenderung psikopatik, kriminal, atau mengidap
gangguan psikis tingkat kedua (disorders of the second kind).
ü C adalah orang normal yang
introvers; tenang, berpikir mendalam, dapat dipercaya.
ü D adalah orang yang
normal-ekstravers; riang, responsif, senang bicara/bergaul.
Ø Psychoticism (P)
Skor Psychoticism Tinggi
|
Skor Psychoticism Rendah
|
egosentris, dingin, tidak mudah menyesuaikan diri,
impulsive, kejam, agresif, curiga, psikopatik dan anti social
|
baik hati, hangat, penuh perhaitan, akrab, tenang, sangat
sosial,empatik, kooperatif, dan sabar
|
Seperti ekstraversion dan neuroticism, psychoticism
mempunyai unsur genetik yang besar. Secara keseluruhan tiga dimensi kepribadian
itu 75% bersifat herediter, dan hanya 25% yang menjadi fungsi lingkungan. Dan
pria memilki skor yang leboh besar dibanding wanita dalam dimensi psikotisme
karena hormon progesteron pria lebih besar daripada wanita.
v Riwayat Hidup Raymond B. Cattel

Cattel dilahirkan di kota Staffordshire, inggris, pada
tahun 1905 dan menerima pendidikan sampai selesai di inggris. Ia
mempeoleh gelar B.Sc. dari universitas London pada tahun 1924 dan selanjutnya
Ph.D dalam psikologi pada tahun 1929, juga dari universitas London.
Tahun 1928-1931menjadi lekor pada university college of
south west, Exeter, Inggris. Tahun 1932-1937 direktur City Psycological Clinic
di Leicester, Inggris. Tahun 1937 dianugerahi gelar D.Sc. oleh Universitas
London, berkat jasa-jasanya dalam research mengenai kepribadian.
1.
Pokok-Pokok Teori Cattel
a.
Trait (sifat)
Trait (sifat) adalah pengertian yang paling poko dalam
pendapat cattel. Menurut cattel “trait” adalah suatu “struktur mental”, suatu kesimpulan yang
diambil dari tingkah laku yang dapat diamati, untuk menunjukkan keajengan dan
ketepatan dalam tingkah laku itu. Pencandraan cattel mengenai trait dapat dapat
dijelaskan sebagai berikut :
1. Menurut kepemilikan (Common trait
and unique trait)
ü Common trait
Trait umum (sifat yg dimiliki oleh semua individu atau
setidaknya oleh sekelompok individu yang hidup dalam lingkungan sosial yang
sama) misal : inteligensi, introversi, gregariousness (suka berteman)
ü Unique trait
Trait khusus (dimiliki oleh masing-masing individu,
khas, tidak dapat ditemukan pada individu lain dalam bentuk yang demikian).
2. Menurut kedalamannya (Surface and
source trait)
ü Surface trait
a) kelompok variabel yang nampak
b) Serangkaian karakteristik
kepribadian yang berhubungan dengan yang lain tetapi tidak membentuk satu
faktor karena tidak ditentukan oleh satu sumber yang sama
c) Surface Trait merupakan hasil
interaksi dari sifat asal (Source Trait)
d) Bagi orang lain, surface trait lebih
berarti dan diakui daripada Source Trait, karena dapat langsung disaksikan dari
observasi yang sederhana. Namun sebenarnya Source Traitlah yg mendasari tingkah
laku
ü Source trait
a) variabel yang mendasari berbagai
manifestasi yg nampak (sifat asal)
b) Komponen dasar kepribadian
(faktor/trait) diidentifikasi memakai analisis factor
§
Constitutional trait
berasal dari kondisi internal indvidu (tidak selalu bawaan
merupakan proses fisiologis)
Contoh: penggunaan alkohol akan mempengaruhi perilaku
individu seperti menjadi sembrono, banyak bicara, mengeluarkan kata-kata
cercaan
§
Environmental-mold trait:
berasal dari pengaruh lingkungan fisik & social
contoh : trait individu yang hidup di lingkungan militer dan
individu di lingkungan kesenian.
3. Menurut modalitas ekspresi
ü Dynamic Trait
apabila ekspresi sifat tersebut berhubungan dengan perbuatan
untuk mencapai sesuatu tujuan. motivasi atau pendorong tingkah laku.
contoh : dorongan, minat, dan ambisi menguasai sesuatu.
ü Ability Trait
apabila ekspresi sifat tersebut berhubungan dengan efektif
tidaknya individu dalam mencapai tujuan tersebut. Sifat-sifat yang menentukan
keefektifan individu dalam mencapai tujuan (sifat abilitas / kemampuan)
contoh : Inteligensi
ü Temperament Trait
apabila ekspresi sifat tersebut berhubungan dengan aspek
konstitusional, seperti : energi, kecepatan, reaktivitas, emosional, dsb. General
style dan irama perilaku.
Contoh : ketenangan/ kegugupan, keberanian, santai, mudah
ter-provokasi
b.
Erg
Erg adalah disposisi kepribadian yag dibawa sejak lahir,
yang terdirir dari iga komponen yaitu kognitif, afektif, dan konatif, yang
ketiga-tiganya mendasari variasi kepribadian.
c.
Metaerg
Kalau dikatakan secara ringkas, metaerg adalah
environmental-mode,dynamic, source trait. Jadi metaerg ini bersesuaian dengan
erg, hanya saja metaerg ini bukan determinant konstituional, melainkan adalah
hasil dari factor-fakor pengalaman atau sosiokultural
Jelasnya, kalau erg itu telah dibawa sejak lahir maka
metaerg itu erbentuk dalam perkembangan individu. Yang termasuk dalam meaergini
adalah segala dorongan yang diasalkan (dijabarkan).
d.
Pengertian “subsidization”
Dalam istilah cattel dikatakan sesuatu sifat subsider atau
instrumental terhadap sifat lain dalam pencapaian suatu tujuan. Jadi, untuk
memahami saling hubungan antara sifat-sifat tersebut harus disangkutkan denga
sesuatu tujuan tertentu (yang akan dicapai) yang merupakan puncak daripada
susunan hierarkis itu
e.
Self
Jika dikatakan secacra sederhana, fungsi self ini adalah mengintegrasikan
segala komponen kepribadian, sehingga kepribadian merupakan suatu unitas.
Sebagian dari araf integrasi ini terjadi sebagai hasil daripada pengalaman dan
pendidikan
f.
Specification equation
Cattel telah memberitahukan kearah mana seharusnya orang
bergerak dalam penyelidikan mengenani tingkah laku. Tiap orang telah mengetahui
bahwa tingkah laku merupakan hasil dari factor yang berasal dari dalam
(dorongan, kebutuhan, dsb) dan pengaruh luar (lingkungan, situasi, dsb), namun
orang tidak tahu adalah bagaimana menentukan factor-faktor tersebut dan
bagaimana mengukurnya.
C.
Perkembangan Kepribadian
Dalam membahas masalah perkembangan kepribadian, Cattel banyak
mengambil bahan-bahan dari psikoanalisis dan dari psikologi belajar.
a.
Prinsip-prinsip belajar
Perkembangan sebagai proses belajar oleh cattel digambarkan
melewati serangkaian titik-titik yang merupakan kejadian sebagai penjelmaan
dari pola-pola tingkah laku yang didorong oleh erg. Apabila ada pola
penyesuaiannya (sebagai fakor endogen) bertemu dengan keadaan lingkungan yang
berpengaruh terhadap pola penyesuaian tersebut (eksogen), maka tentulah
menimbulkan hasil atau akibat dalam kepribadian, yang berwujud perubahan atau
perkembangan. Perubaan-perubahan inilah yang merupakan titik-titik yang dilalui
individu dalam jalan perkembangannya, yang oleh catel disebut dynamic
cross road.
Adapun titik-titik atau dynamic cross road yang dilalui
individu dalam perkembangannya itu adalah sebagai berikut :
a. Dynamis cross road pertama
Terjadi
apabila individu memulai usaha utuk mendapatkan pemuasan bagi sesuatu erg
tertentu.
Akibat
dari usaha ini ada 4 macam kemungkinan, yaitu :
ü Individu mungkin mendapatkan
pemuasan berkat adanya pola tingkah laku yang dibawa sejak lahir
ü Individu mungkin gagal mendapatkan
pemuasan karena kurang efektifnya pola-pola response perceptual dan motoris
yang dibawa sejak lahir untuk mengadapi factor-fakrot lingkungan yang ada waktu
itu
ü Pola yang berdasar erg itu mungkin
dimodifikasikan dengan mengaktifkan erg lain yang tadinya subside terhadap erg
yang disisihkan itu
ü Individu mungkin gagal dalam
mencapai tujuan karena adanya sesuatu halangan atau barrier walaupun jalan
kerah tujuan itu bagiannya cukup jelas.
b. Dynamic cross road kedua
Dynamic cross road yang kedua mulai pada keadaan kemungkinan
keempat sebagaimana digambarkan diatas.
Pada
waktu individu dihadapkan pada rintangan maka jalan yang terbuka baginya adalah :
ü Meningkatkan aktifitas yang menuju
pemanasan
ü Marah yang dapat mengatasi rintangan
dan selanjutnya menuju ke pemanasan
ü Marah yang membuktika kegagalan
dalan menghadapi rintangan
c. Dynamic cross road ketiga
Mulai apabila individu bereaksi dengan kemarahan terhadap
suatu rintangan namun tak dapat mengatasinya.
Pada
titik ini ada 4 kemungkinan response, yaitu :
ü Putus asa atau menyerah
ü Takut dan menarik diri
ü Tetap pada agresinya yang tak
efektif
ü Lari kedalam fantasi atau pemuasan
secara khayal
d. Dynamic cross road keempat
Individu meninggalkan erg yang bersangkutan dan ini berarti
berpindah dari bentuk penyesuaian yang terutama bersifat lahiriah (dapat
diamati) ke bentuk penyesuaian yang terutama bersifat batiniah ( hanya dapa
disimpulkan), cattel mengganggap bahwa kecepatan merupakan factor kunci dalam
menolak atau menghentikan erg, dan selanjutnya perkembangan kecemasan sangat erat hubugannya
dengan response ketakutan yang menjadi cirri daripada bentuk response kedua
pada dynamis cross road yang ketiga.
Dalam menghadapi perlunya meninggalkan kecenderungan
karena erg (mencemaskan individu) itu terbuka 4 kemungkinan jalan bagi individu, yaitu
:
ü Dia mungkin menekan erg itu, atinya
dengan sukarela meniadakan dan menolak berbuat sesuai dengan impuls-impulsnya
ü Dia mungkin menekan erg itu tetapi
dengan terpaksa, jadi dengan terpaksa hal yang tidak dapat diterima itu
dikeluarkan dari kesadaran
ü Dia mungkin dengan sadar
mensublimasikan erg itu, jadi dia berusaha dengan sadar membuat tujuan yang
dapat diterima
ü Dia mungkin tetap pada
tingkahlakunya yang non adapitif, atau bahkan dia berbuat kejahatan atau
menempatankan tujuan lainyang tidak dapat diterima oleh masyarakat
e. Dynamic cross road kelima
Berawal
pada keadaan dimana individu melakukan penekanan. Dalam keadaan ini terbuka 4
kemungkinan bagi individu yaitu :
ü Dia mungkin membentuk
fantasi-fantasi tak sadar yang kadag-kadang disadari
ü Mungkin dia melakukan penekanan yang
berasil, dimana impuls-impuls dapat tetap ditetapkan dalam ketidaksadaran
ü Mungkin tejadi penekanan yang tidak
stabil dimana impuls-impuls tidak selalu dapat ditempatkan dalam
ketidaksadaran, dengan akibat-akibat tertentu terhadap tingkah laku individu
ü Mungkin terjadi sublimasi yang tidak
disengaja atau tidak disadari
f. Dynamic cross road keenam
Bermula
pada keadaan penekanan yang tidak stabil. Jadi disini penekanan itu tidak dapat
sepenuhnya berhasil, sehingga individu perlu melakukan usaha-usaha tambahan
untuk mempertahankan supaya impuls-impulsnya itu tetap dalam ketidaksadaran.
Dalam keadaan ini maka cattel menunjukkan adaya 10 jalan (kemungkinan) yang
tidak dapat ditempuh oleh individu itu, jalan tersebut adalah bentuk mekanisme
pertahanan, yaitu :
ü Fantasi
ü Pembentukan reaksi
ü Proyeksi
ü Rasionalisasi
ü Penekanan lebih lanjut
ü Pembatasan ego
ü Regresi
ü Pengalihan dengan pembentukan
symptom
ü Lain-lain
pembentukan symptom
ü Lain-lain
bentuk mekanisme pertahanan
D.
Peranan Faktor-Faktor Sosio-Kultural
Rangka pemikiran yang digunaka untuk membahasan kehidupan
social manusia. Cattel mempergunakan istilah syntality untuk kelompok . jadi
tugas seorang ahli psikologi yang bermaksud memeplajari kepribadian dalam
hubungan denga factor-faktor sosio cultural adalah membuat pencandraan mengenai
syntality bebagai kelompok yang mempengaruhi kepribadian individu yang sedang
dipelajari. Hanya dapat membuat dengan representasi yang memadai mengenai
interaksi antara dua hal itu.
Analisis factor dapat digunakan dalam pembuatan pencandraan
mengenai kekpribadian individu, analisis factor dapat digunakan dalam
pencandraan mengenai syntality kelompok-kelopmpok dalam masyarakat
Menurut Cattel perkembangan individu sangat terpengaruh oleh
freudianisme.terlihat jelas ketika erg tertentu berfungsi, sehingga menimbulkan
kebutuhan untuk memuaskannya. Dan individu akan berusaha untuk memuaskan
kebutuhan dengan cara-cara tertentu.jadi dengan ini maka akan didapatkannya
kecakapan-kecakapan baru untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Allport, G.W. 1950.
Personality : A Psychological
Interpretation. New York : Holt
2.
Burt, C.L. 1941. The Factors of The Mind. New York : Mc.
Millan
3.
Cattel, R.B. 1946. Description and Measurement of Personality. New
York : World Book Co
4.
Eysenck, R.B. 1953.
The Structure of Human Personality. New
York : Wiley
5.
Guilford, J.P.
1954. Psychometric Methods, 2nd. New
York : Mc. Graw-Hill
6.
Lindzey,Gardner, dan Calvin S. Hall. 1985. Introduction
to Theories of Personality. Singapore: John Wiley & Sons, Inc.
Komentar
Posting Komentar