MASALAH DALAM BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
MAKALAH
BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
Tentang
MASALAH DALAM BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
DISUSUN
OLEH :
BK/012/E
KELOMPOK XI
·
RETNO LIMARNIS (12060154)
·
NOVI ERISTA (12060164)
DI
BIMBING OLEH :
Buk Meri Susanti., M.Pd
PROGRAM
STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
SEKOLAH
TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP)
PGRI SUMATERA BARAT
PADANG
2013
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulillah penulis ucapkan
kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Masalah-Masalah Belajar Dan Pembelajaran”.
Makalah ini penulis ajukan guna memenuhi tugas mata kuliah “Belajar dan Pembelajaran”
Penulis
mengucapkan terimakasih terutama
kepada “Dosen Pembimbing Mata Kuliah, Belajar dan Pembelajaran
Ibu Meri Susanti.,M.Pd ” dan kepada semua pihak
yang telah membantu penulis
sehingga makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan. Tak ada gading yang tak retak, begitu juga dalam pembuatan makalah
ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari kesempurnaaan, baik materi maupun teknik penulisannya. Untuk
itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun, sehingga
makalah ini bisa mencapai kesempurnaan sebagaimana mestinya.
Semoga makalah
ini dapat memberikan manfaat bagi yang membaca khususnya terhadap penulis. Atas
kritik dan saran yang diberikan penulis ucapkan terimakasih.
Padang, November 2013
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ......................................................................................................... i
Daftar Isi ................................................................................................................. ii
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 1
C. Tujuan .......................................................................................................... 1
D. Manfaat ....................................................................................................... 1
Bab II Pembahasan
A.
Jenis-jenis Masalah
Belajar .......................................................................... 2
B.
Faktor-faktor Penyebab Timbulnya Masalah Belajar .................................. 3
C.
Cara Pengungkapan Masalah Belajar .......................................................... 8
D.
Upaya Pengentasan Masalah Belajar .......................................................... 11
Bab III Penutup
A.
Kesimpulan ................................................................................................. 13
B.
Saran ........................................................................................................... 13
Daftar Pustaka
Lampiran
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Pendahuluan
Suatu kenyataan yang perlu disadari oleh guru-guru adalah bahwa murid-murid yang dihadapi di kelas tidak
sama satu dengan yang lainnya. Murid menpunyai perbedaan dalam banyak hal
seperti : berbeda kemampuan, bakat, minat yang mereka miliki, berbeda dalam
ketajaman melihat dan mendengar serta berbeda latar belakang kehidupannya. Oleh
sebab itu guru tidak boleh menyamaratakan atau beranggapan bahwa semua anak
mempunyai kemampuan dan kecepatan belajar yang sama, sehingga dalam waktu yang
sama semua murid diangap akan dapat menyelesaikan isi pelajaran yang sama.
Kenyataannya di dalam kelas selalu ada murid yang cepat dalam belajar, ada yang
sedang atau normal dan ada murid yang lamban dalam mengikuti pelajaran.
B.
Rumusan Masalah
1.
Jenis-jenis masalah belajar dan pembelajaran.
2.
Faktor-faktor penyebab masalah belajar dan pembelajaran
3.
Cara mengungkapkan masalah belajar
4.
Upaya pengentasan masalah belajar dan pembelajaran
5.
Bentuk layanan yang diberikan
C.
Tujuan Penulisan
1.
Agar guru mengetahui jenis masalah belajar pada siswa
2.
Agar guru mengetahui apa saja penyebab dari masalah belajar dan
pembelajaran
3.
Agar guru mengetahui cara mengungkapkan masalah belajar
4.
Agar guru mengetahui bagaimana upaya pengentasan masalah belajar dan
pembelajaran
5.
Agar mengetahui layanan apa yang digunakan terhadap masalah yang dialami
siswa
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Jenis-jenis Masalah Belajar
Disamping banyaknya murid yang berprestasi belajar di sekolah, sering pula dijumpai adanya murid yang gagal. Seperti : nilai atau angka rapor banyak rendah, tidak
naik kelas, tidak lulus ujian akhir dan sebagainya. Secara umum, murid-murid
yang mengalami hal seperti itu dapat dipandang sebagai murid yang mengalami
masalah belajar.
Masalah belajar memiliki bentuk yang banyak ragamnya. Menurut Prayitno (1994 : 90), mengemukakan masalah-masalah belajar sebagai berikut :
1.
Keterampilan akademik
yaitu keadaan siswa yang diperkirakan memiliki intelegensi yang cukup
tinggi, tetapi tidak dapat memanfaatkannya secara
optimal.
2.
Ketercepatan dalam belajar
yaitu keadaan siswa yang memiliki IQ 130 atau lebih
tetapi masih memerlukan tugas-tugas khusus untuk memenuhi kebutuhan dan
kemampuan belajar yang amat tinggi itu.
3.
Sangat lambat dalam belajar
yaitu keadaan siswa yang memiliki akademik yang kurang
memadai dan perlu dipertimbangkan untuk mendapatkan pendidikan atau pengajaran
khusus
4.
Kurang motivasi dalam belajar
yaitu keadaan siswa yang kurang bersemangat dalam
belajar mereka seolah-olah tampak jera dan malas.
5.
Bersikap dan berkebiasan buruk dalam belajar
yaitu kondisi siswa yang kegiatan atau perbuatan
belajarnya sehari-hari antagonistik dengan yang seharusnya, seperti suka
menunda-nunda tugas, mengulur waktu, membenci guru, tidak mau bertanya untuk
hal-hal yang tidak diketahuinya dan sebagainya.
Menurut Modul Diagnostik Kesulitan Belajar dan Pengajaran Remedial, beberapa ciri-ciri tingkah laku yang merupakan
pernyataan manifestasi gejala kesulitan belajar antara lain :
1.
Menunjukan hasil belajar yang rendah di bawah rata-rata nilai yang dicapai
oleh kelompoknya atau dibawah potensi yang dimilikinya
2.
Hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang telah dilakukan.
Mungkin ada murid yang selalu berusaha untuk belajar dengan giat tetapi nilai
yang dicapainya selalu rendah
3.
Lambat dalam melakukan tugas-tugas kegiatan belajar. Ia selalu tertinggal
dari teman-temannya dalam menyelesaikan tugas-tugas sesuai dengan waktu yang
tersedia
4.
Menunjukkan sikap yang kurang wajar, seperti acuh tak acuh,
menentang,berpura-pura, dusta dan sebagainya.
5.
Menunjukkan tingkah laku yang berkelainan, seperti membolos, datang
terlambat, tidak mengerjakan pekerjaan rumah, menganggu dalam atau di luar
kelas, tidak mau mencatat pelajaran, tidak teratur dalam kegiatan belajar,
mengasingkan diri, tersisihkan, tidak mau bekerja sama dan sebagainya.
6.
Menunjukkan gejala emosional yang kurang wajar, seperti : pemurung, mudah
tersinggung, pemarah, tidak atau kurang gembira dalam menghadapi situasi
tertentu misalnya dalam menghadapi nilai rendah tidak menunjukkan adanya
perasaan sedih atau menyesal, dsb
B.
Faktor-faktor Penyebab Timbulnya Masalah Belajar
1.
Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor
yang ada didalam diri individu yangs edang belajar. Berikut beberapa aspek yang
termasuk dalam faktor internal, antara lain sebagai berikut :
a.
Faktor Jasmaniah
ü Faktor Kesehatan
Sehat
berarti berada dalam keadaan baik segenap badan beserta bagian-bagiannya atau
bebas dari penyakit. Proses belajar siswa akan terganggu jika kesehatannya kurang
maksimal yang menyebabkan siswa cepat lemah, kurang semangat, mudah pusing,
mengantuk dan gangguan fungsi alat indera serta tubuhnya
ü Cacat Tubuh
Cacat
tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurnanya tubuh
seseorang. Keadaan cacat tubuh juga akan mempengaruhi dalam belajar. Siswa yang
cacat tubuh belajarnya juga akan terganggu
b.
Faktor Psikologis
ü
Intelegensi
Intelegensi besar pengaruhnya terhadap keberhasilan belajar. Murid
yang menpunyai intelegensi tinggi akan lebih mudah dalam atau lebih berhasil
dibandingkan dengan murid-murid yang intelegensinya rendah. Sebab murid yang berintelegensi rendah akan mengalami
kesulitan dalam memahami pelajaran yang diberikan guru
ü
Bakat
Bakat akan dapat mempengaruhi seseorang dalam belajar atau
dapat mendatangkan kesulitan misalnya bila bahan yang dipelajari oleh murid
tidak sesuai dengan bakatnya. Misalnya murid yang tidak berbakat menari akan
mengalami kesulitan dalam belajar menari walaupun tari itu mudah gerakkannya
ü
Motivasi
Motivasi erat sekali
hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai dalam belajar. Bila murid tidak
mempunyai motivasi dalam belajar tentu prestasi belajar bisa menurun
ü
Perhatian
Perhatian menurut Ghazali adalah
keaktifan jiwa yang dipertinggi dan semata-mata tertuju kepada suatu objek.
Agar siswa dapat belajar dengan baik, usahakanlah bahan pelajaran selalu
menarik perhatian dengan cara mengusahakan pelajaran itu sesuai dengan hobi
atau bakat siswa
ü
Minat
Hilgard memberi rumusan tentang
minat, yaitu “Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan
mengenang beberapa kegiatan”. Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena
bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, maka
siswa kurang atau tidak bersemangat dalam belajar
ü
Kematangan
Kematangan adalah suatu tingkat
atau fase dalam pertumbuhan seseorang, dimana alat-alat tubuhnya sudah siap
untuk melaksanakan kecakapan baru. Kematangan belum berarti anak dapat
melaksanakan kegiatan secara terus menerus, untuk itu diperlukan latihan dan pelajaran
ü
Kesiapan
Kesiapan adalah kesediaan untuk
memberi respon atau bereaksi. Kesediaan itu muncul dari dalam diri seseorang dan
juga berhubungan dengan kematangan, karena kematangan merupakan kesiapan untuk
melaksanakan kecakapan.
c.
Faktor Kelelahan
Kelelahan
pada seseorang sulit untuk dipisahkan. Kelelahan dibedakan menjadi dua macam
yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani (bersifat psikis). Kelelahan
jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan timbul kecenderungan untuk
mengembangkan tubuh. Kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan
kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang dan
sulit untuk berkonsentrasi.
2.
Faktor Eksternal
Faktor eksternal yang berpengaruh
terhadap belajar dapat dikelompokkan menjadi tiga faktor, yaitu :
a.
Faktor Keluarga
ü
Cara orang tua mendidik
Cara orang tua mendidik anaknya
besar pengaruh nya terhadap belajar anaknya. Orangtua yang kurang atau tidak
memperhatikan pendidikan anaknya menyebabkan anak tidak atau kurang berhasil
dalam belajarnya
ü
Relasi antar anggota keluarga
Relasi antar anggota keluarga
yang terpenting adalah relasi antara orangtua dan anaknya. Selain itu relasi
anak dengan saudaranya pun turut mempengaruhi belajar anak. Hubungan yang baik
adalah hubungan yang penuh pengertian dan kasih sayang disertai dengan
bimbingan dan hukuman untuk mensukseskan belajar anak
ü
Suasana rumah
Suasana rumah merupakan situasi
atau kejadian yang sering terjadi didalam keluarga dimana anak berada dan
belajar. Suasana rumah yang gaduh atau ramai serta semrawut tidak akan
memberikan ketenangan kepada anak untuk belajar.
ü
Keadaan ekonomi keluarga
Keadaan ekonomi keluarga erat
hubungannya dengan belajar anak. Anak yang sedang belajar harus terpenuhi
kebutuhan pokoknya. Walaupun tidak dapat dipungkiri tentang adanya kemungkinan
anak yang serba kekurangan dan selalu menderita akibat ekonomi keluarganya yang
lemah, tetapi hal ini merupakan cambuk bagi siswa untuk belajar lebih giat agar
sukses belajar
ü
Pengertian orangtua
Anak belajar perlu dorongan dan
pengertian orangtua. Bila anak sedang belajar, jangan diganggu dengan
tugas-tugas dirumah. Kadang-kadang anak mengalami lemah semangat, dan orangtua
wajib memberi pengertian dan mendorongnya serta membantu siswa menghadapi
kesulitan yang dialami siwa
ü
Latar belakang budaya
Tingkat pendidikan atau kebiasaan
didalam keluarga mempengaruhi sikap anak dalam belajar. Perlu kepada anak
ditanamkan kebiasaan yang baik agar mendorong semangat untuk belajar.
b.
Faktor Sekolah
ü
Metode belajar
Metode mengajar adalah suatu cara
atau jalan yang harus dilalui didalam belajar mengajar. Guru yang biasa
mengajar dengan metode ceramah saja, akan menyebabkan siswa menjadi bosan,
mengantuk, pasif dan hanya mencatat saja. Guru yang progresif berani mencoba
metode baru yang dapat membantu meningkatkan kegiatan belajar mengajar dan
meningkatkan motivasi siswa untuk belajar.
ü
Kurikulum
Kurikulum diartikan sebagai
sejumlah kegiatan yang menyajikan bahan pelajaran dan diberikan kepada siswa
agar siswa menerima, baik, guru harus mempunyai perencanaan yang mendetail agar
dapat melayani siswa menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran. Untuk dapat
mendalami siswa dengan belajar secara individual.
ü
Relasi guru dengan siswa
Guru yang kurang berinteraksi
dengan siswa secara akrab, menyebabkan proses belajar mengajar kurang lancar
dan siswa merasa jauh dari guru serta segan berpartisipasi secara aktif dalam
belajar
ü
Relasi siswa dengan siswa
Menciptakan relasi yang baik
antar siswa adalah suatu hal yang perlu, sebab akan dapat memberikan pengaruh
yang positif terhadap belajar siswa
ü
Disiplin sekolah
Kedisiplinan sekolah erat
hubungannya dengan kerajinan siswa dalam sekolah dan belajar. Seluruh staff
sekolah yang mengikuti tata tertib dan bekerja dengan disiplin membuat siswa
menjadi disiplin dan juga memberi pengaruh yang positif terhadap belajarnya
ü
Alat pelajaran
Alat pelajaran erat hubungannya
dengan cara belajar siswa, karena alat pelajaran yang dipakai oleh guru pada
waktu mengajar dipakai pula oleh siswa untuk menerima bahan yang diajarkan
c.
Faktor Masyarakat
ü
Kegiatan siswa dalam masyarakat
Perlunya membatasi kegiatan siswa
dalam masyarakat agar jangan sampai mengganggu belajar siswa
ü
Media massa
Media massa adalah media yang
berpengaruh terhadap pembelajaran siswa. Jadi, perlu kiranya siswa mendapatkan
bimbingan dan kontrol yang cukup bijaksana dari pihak orangtua, pendidik,
sekolah dan masyarakat
ü
Teman bergaul
Pengaruh dari teman bergaul siswa
lebih cepat masuk dalam jiwa siswa daripada yang diduga. Agar siswa dapat
belajar dengan baik, maka perlulah diusahakan agar siswa memiliki teman bergaul
yang baik dan pembinaan pergaulan yang baik serta pengawasan dari orangtua dan
pendidik yang bijaksana
ü
Bentuk kehidupan masyarakat
Kehidupan masyarakat disekitar
siswa juga berpengaruh terhadap belajar siswa. Siswa terpengaruh kedalam
hal-hal yang dilakukan oleh orang-orang disekitarnya, sehingga akan berbuat
seperti itu. Pengaruh tersebut dapat mendorong semangat siswa untuk belajar
lebih giat lagi
C. Cara Pengungkapan Masalah Belajar
Menurut Prayitno (1995; 90-94) siswa yang mengalami masalah belajar dapat
dikenali melalui prosedur pengungkapan melalui tes hasil belajar, tes kemampuan
dasar, skala pengungkapan sikap dan kebiasaan belajar dan pengamatan. Tes hasil belajar adalah suatu alat yang disusun untuk
mengungkapkan sejauh mana siswa telah mencapai tujuan-tujuan pengajaran yang telah ditetapkan sebelumya.
1. Tes kemampuan dasar
Setiap siswa memiliki kemampuan dasar atau intelegensi
tertentu. Tingkat kemampuan dasar ini biasanya diukur atau diungkapkan dengan
mengadministrasikan tes intelegensi yang sudah baku.
2. Melalui Pengisian AUM PTSDL
Siswa mengisi
alat ungkap masalah yang berkenan dengan masalah belajar. Alat ini dapat
mengungkapkan prasyarat penguasaan materi, keterampilan belajar, sarana belajar, diri pribadi dan lingkungan belajar
3.
Tes Diagnostik
Tes diagnostik
merupakan instrumen untuk mengungkapkan adanya kesalahan-kesalahan yang dialami
oleh siswa dalam bidang pelajaran tertentu, misalnya untuk bidang studi
matematika, apakah dijumpai kesalahan-kesalahan dalam operasi matematika atau
dalam pemakaian rumus. Dengan tes diagnostik sebenarnya sekaligus dapat diketahui kekuatan dan kelemahan
siswa dalam bidang studi tertentu.
4.
Analisis Hasil Belajar
Prosedur dan
pelaksanaan analisis hasil belajar dapat dilakukan dengan jalan memeriksa secara langsung materi hasil belajar
yang ditampilkan siswa, baik melalui tulisan, bentuk grafik atau gambar, bentuk
tiga dimensi berupa model, maket, dan bentuk tiga dimensi hasil kerajinan dan
kete-rampilan tangan, gerak gerik suara, bentuk hasil belajar lainnya dapat
berupa foto, film, ataupun rekaman video.
5.
Menyusun rencana untuk mengatasi kesulitan belajar
Berikut
langkah-langkah atau
prosedur dan teknik pengungkapan masalah belajar siswa (diagnosa kesulitan belajar), antara lain sebagai berikut :
a.
Identifikasi siswa yang mengalami kesulitan belajar
Cara yang dapat ditempuh
dalam mengidentifikasi siswa yang diperkirakan mengalami kesulitan belajar
ialah dengan menandai siswa dalam satu kelas yang diperkirakan mengalami
kesulitan belajar dalam satu bidang studi
b.
Melokalisasi letaknya kesulitan ( permasalahan)
setelah menemukan kelas atau individu siswa yang
diduga mengalami kesulitan belajar, maka yang dapat dilakukan selanjutnya adalah :
1)
Dalam bidang studi manakah kesulitan itu terjadi ?
2)
Pada kawasan tujuan ( aspek prilaku
) yang manakah kesulitan itu terjadi ?
3)
Pada bagian (ruang lingkup bahan) yang manakah kesulitan itu terjadi ?
4)
Dalam segi proses belajar manakah kesulitan itu terjadi?.
c.
Lokalisasi jenis faktor sifat yang menyebabkan mereka mengalami berbagai
kesulitan.
Pada garis besarnya
sebab kesulitan timbul oleh dua hal yaitu :
1)
Faktor internal
yaitu faktor yang berada dan
terletak pada diri murid itu sendiri, antara lain disebabkan :
ü
Kelemahan mental, faktor kecerdasan, intelegensi, atau kecakapan/bakat
khusus tertentu dapat diketahui melalui tes tertentu.
ü
Kelemahan fisik, pancaindera, syaraf, kecacatan, karena sakit dan sebagainya.
ü
Gangguan yang bersifak emosional.
ü
Sikap dan kebiasaan yang salah dalam mempelajari bahan pelajaran –pelajaran
tertentu.
ü
Belum memiliki pengetahuan dan kecakapan dasar yang dibutuhkan untuk
memenuhi bahan lebih lanjut.
2)
Faktor eksternal
yaitu faktor yang datang
dari luar yang menyebabkan timbulnya kesulitan belajar, faktor ini meliputi :
ü
Situasi atau proses belajar mengajar yang tidak merangsang murid untuk
aktif antisitatif
ü
Sifat kurikulum yang kurang fleksibel
ü
Ketidak seragaman pola dan dan standard administrasi
ü
Beban studi terlalu berat
ü
Metoda mengajar yang kurang memadai
ü
Sering pindah sekolah
ü
Kurangnya alat dan sumber belajar
ü
Situasi rumah kurang mendukung untuk aktifitas belajar
d.
Perkiraan kemungkinan bantuan
Kalau sudah dipelajari letak kesulitan, jenis dan sifat kesulitan dengan
latar belakang, faktor-faktor yang menyebabkan, maka akan dapat memperkirakan :
1)
Apakah siswa tersebut mungkin dapat dibantu untuk mengatasi kesulitan atau
tidak
2)
Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk membantu mengatasi kesuli-tan siswa
tersebut
3)
Kapan dan dimana pertolongan itu diberikan
4)
Siapa yang dapat memberikan pertolongan
5)
Bagaimana cara memberikan pertolongan secara efektif
6)
Siapa sajakah yang harus dilibatkan dalam memberikan pertolongan itu
7)
Penetapan kemungkinan cara mengatasinya
e.
Penetapan kemungkinan cara mengatasinya
Langkah kelima ini adalah langkah menyusun satu
rencana atau beberapa alterna-tif rencana untuk mengatasi kesulitan yang
dialami siswa tertentu, rencana hen-daknya berisi cara-cara yang harus ditempuh
untuk mengatasi kesulitan yang di-alami siswa tersebut menjaga agar kesulitan
yang serupa jangan sampai terulang.
f.
Tindak lanjut
Kegiatan tindak lanjut dapat berupa :
1.
melaksanakan bantuan berupa pemberian pengajaran perbaikan pada bidang studi
yang mengalami kesulitan
2.
Membagi tugas dan peranan pada orang-orang tertentu seperti guru bidang studi, guru pembimbing.
3.
Senantiasa mencek kemajuan siswa yang diberi bantuan
4.
Mereveral siswa yang menurut perkiraan tidak bisa dibantu oleh guru studi
atau guru pembimbing.
D. Upaya Pengentasan Masalah Belajar
Murid yang
mengalami masalah belajar perlu mendapat bantuan agar masalahnya tidak
berlarut-larut nantinya dan siswa yang mengalami masalah belajar ini dapat
berkembang secara optimal. Beberapa upaya yang dapat dilakukan menurut Prayitno ( 1994 ; 94-99) sbb :
1.
Pengajaran perbaikan
Pengajaran perbaikan merupakan suatu bentuk layanan
yang diberikan kepada seseorang atau sekelompok siswa yang menghadapi
masalah-masalah belajar dengan maksud untuk memperbaiki kesalah-kelasalahan
dalam proses dan hasil belajar siswa. Bentuk kesalahan yang paling pokok berupa
salah pengertian, salah pemahaman, salah menafsirkan dan tidak menguasai
konsep-konsep dasar. Dengan memperbaiki kesalahan-kesalahan itu maka siswa
mempunyai kesempatan untuk mencapai hasil belajar yang optimal
2.
Kegiatan pengayaan
Kegiatan pengayaan merupakan suatu bentuk layanan yang diberikan kepada
seseorang atau beberapa orang siswa yang sangat cepat dalam belajar. Siswa yang
cepat dalam belajar mempunyai sisa waktu yang berlebih dalam belajar, untuk itu
mereka memerlukan tugas-tugas tambahan
yang terencana untuk menambah atau memperluas pengetahuan dan keterampilan yang
telah dimilikinya dalam kegiatan belajar sebelumnya
3.
Peningkatan motivasi belajar
Di sekolah
sebagian siswa mungkin, telah memiliki motif yang kuat untuk belajar, tetapi
sebagian lain mungkin belum. Disisi lain, mungkin juga ada siswa yang semula motifnya
amat kuat, tetapi menjadi pudar. Tingkah laku seperti kurang bersemangat, jera,
malas, bosan dan sebagainya dapat dijadikan indikator kurang kuatnya motif (
motivasi) dalam belajar.
Guru bidang
studi, guru pembimbing dan staf sekolah lainnya berkewajiban membantu siswa
meningkatkan motivasi siswa dalam belajar. Prosedur-prosedur yang dapat dilakukan menurut
Prayitno (1994) adalah :
a.
Memperjelas tujuan-tujuan belajar, siswa akan didorong untuk lebih giat
belajar apabila ia mengetahui tujuan-tujuan atau sasaran yang hendak dicapai
b.
Menyesuaikan pengajaran dengan bakat, kemampuan dan minat siswa
c.
Menciptakan suasana pembelajaran yang menantang, merangsang dan menyenangkan
d.
Memberikan hadiah ( penguatan dan hukuman bila perlu)
e.
Menciptakan suasana hubungan yang hangat dan dinamis antara guru dan murid,
serta antara murid dengan murid
f.
Menghindari tekanan-tekanan dan suasana yang tidak menentu ( seperti
suasana yang menakutkan, mengecewakan, membingungkan, menjeng-kelkan)
g.
Melengkapi sumber dan peralatan mengajar
4.
Pengembangan sikap dan kebiasaan belajar yang baik
Setiap siswa
diharapkan menerapkan sikap dan kebiasaan yang belajar yang efektif. Tetapi
masih ada siswa yang yang mengamalkan sikap dan ke-biasaan belajar yang tidak
diharapkan dan tidak efektif. Bila siswa tidak memiliki sikap dan kebiasaan
belajar yang baik maka dikhwatirkan siswa tersebut tidak akan mencapai hasil
belajar yang baik. Prestasi belajar yang baik itu diperoleh melalui usaha atau
bahkan kerja keras
5.
Layanan konseling individual
Konseling
dimaksud sebagai pelayanan khusus dalam hubungan langsung tatap muka antara
konselor dan klien. Dalam hubungan tata muka ini klien dapat menyampaikan
masalah-masalah yang dirasakan pada konselor dan masalah itu bisa dicermati dan
diupayakan pengentasannya melalui pembahasan dengan konselor.
BAB III
PENUTUP
1.
Kesimpulan
Kenyataan
didalam kelas selalu ada murid yang cepat didalam belajar, ada yang sedang atau
normal dan ada murid yang lambat dalam belajar. Murid yang lambat dalam belajar
sering mengalami masalah atau kesulitan dalam memahami atau menguasai materi
pelajaran yang diberikan guru. Kesulitan belajar dapat diartikan sebagai suatu
kondisi dalam proses belajar yang ditandai oleh adanya hambatan-hambatan
tertentu untuk mencapai hasil belajar.
Hambatan-hambatan
itu bisa ada yang disadari dan mungkin juga tidak disadari oleh yang mengalami,
dan hambatan itu dapat bersifat psikologis,
sosiologis dan fisiologis dalam keseluruhan proses belajar. Orang yang
mengalami kesulitan belajar akan mengalami hambatan dalam mencapai hasil
belajarnya.
2.
Saran
Seorang pendidik yang profesional dibidangnya, harus
mengetahui bagaimana keadaan dan kondisi para siswa nya, sebab ini akan
berdampak pada masalah siswa dalam belajar. Bukan hanya itu saja, seorang
pendidik juga harus mengetahui bagaimana mengatasi masalah yang dialami oleh
siswa disebabkan oleh berbagai faktor yaitu internal dan eksternal.
DAFTAR PUSTAKA
Dimiyati dan Mudjiono. 1994. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : P2LPTK
Fantana, D. 1981. Psychology Of Teacher. London : A Wsiwaton
Irsyad. 2012. Belajar dan Pembelajaran.
Padang : UNP Press
Tim Penyusun Bahan Ajar Belajar dan
Pembelajaran. 2009. Bahan Ajar Balajar dan
Pembelajaran. Padang : UNP Press
Komentar
Posting Komentar